China Ambil Langkah Balasan di Tengah Perang Chip Global

China Ambil Langkah Balasan di Tengah Perang Chip Global

Reality Magazines  Ketegangan antara Amerika Serikat dan China di sektor teknologi kembali meningkat. Setelah AS memperketat ekspor chip ke Beijing, China kini membalas dengan menyeret dua raksasa chip asal AS — Qualcomm dan Nvidia — ke dalam penyelidikan antimonopoli. Langkah ini memperjelas bahwa perang chip global telah memasuki fase baru yang jauh lebih strategis dan bernuansa geopolitik. Penyelidikan ini dipandang sebagai bentuk tekanan ekonomi langsung terhadap perusahaan AS yang sangat bergantung pada pasar China.

“Baca Juga: Google Ads Tambah AI Mode untuk Optimalkan Jangkauan Iklan”

Qualcomm Diperiksa Terkait Akuisisi Perusahaan Chip Otomotif

Badan pengawas pasar China, State Administration for Market Regulation (SAMR), membuka penyelidikan terhadap Qualcomm atas dugaan pelanggaran antimonopoli. Investigasi ini berfokus pada akuisisi Qualcomm terhadap Autotalks, perusahaan chip otomotif asal Israel yang bergerak di sektor komunikasi mobil otonom. Regulator menilai bahwa Qualcomm tidak melaporkan secara memadai dampak akuisisi tersebut terhadap persaingan industri chip di China.

Qualcomm menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan otoritas Tiongkok dan menegaskan komitmennya terhadap mitra lokal. Namun, tekanan ini menjadi pukulan berat mengingat sekitar 50% pendapatan global Qualcomm berasal dari pasar China. Ini bukan kali pertama perusahaan asal San Diego itu menghadapi masalah regulasi di Tiongkok. Pada 2015, Qualcomm pernah didenda sebesar 975 juta dolar AS karena dianggap melanggar aturan persaingan usaha di negara tersebut.

Nvidia Dituduh Langgar Aturan Pasar Lewat Akuisisi Mellanox

Nvidia menjadi perusahaan berikutnya yang diselidiki oleh pemerintah China. SAMR menemukan dugaan pelanggaran pasar dalam akuisisi Nvidia terhadap Mellanox Technologies, perusahaan asal Israel yang diakusisi pada 2020. Akuisisi tersebut bertujuan memperkuat bisnis data center dan kecerdasan buatan Nvidia secara global. Pemerintah China kini memeriksa apakah penggabungan ini menciptakan dominasi pasar yang tidak sehat di dalam negeri.

Seiring dengan penyelidikan, China juga mulai memperketat masuknya chip Nvidia ke dalam pasar lokal. Tim bea cukai tambahan dikerahkan di pelabuhan besar untuk memeriksa chip asal Amerika. Langkah ini diperparah dengan dorongan kepada perusahaan dalam negeri untuk menghentikan penggunaan chip Nvidia, termasuk versi khusus seperti H20 dan RTX Pro 6000D yang telah disesuaikan agar lolos dari pembatasan ekspor AS.

Balasan Ekonomi China Meluas ke Sektor Logistik dan Bahan Baku

Penyelidikan terhadap Nvidia dan Qualcomm hanya bagian dari respons luas Beijing terhadap kebijakan ekspor AS. Pemerintah China juga menerapkan biaya tambahan untuk kapal berbendera AS yang berlabuh di pelabuhan China. Ini dianggap sebagai balasan atas tarif baru yang sebelumnya diberlakukan AS terhadap kapal China. Selain itu, China memperketat izin ekspor bahan mentah penting seperti logam semikonduktor dan baterai litium, yang sangat vital dalam rantai pasok teknologi global.

Kebijakan tersebut diperkirakan dapat mengganggu pasokan chip dan baterai untuk perusahaan teknologi Amerika, termasuk Apple, Tesla, dan Intel, yang sangat bergantung pada bahan baku dari China. Analis memperingatkan bahwa langkah ini bisa berdampak panjang terhadap stabilitas pasokan industri teknologi dunia.

“Baca Juga: Huawei Nova Flip S Resmi Hadir sebagai Ponsel Lipat Terjangkau”

Perang Chip Berubah Jadi Pertarungan Strategi dan Kedaulatan Teknologi

Perang chip tidak lagi sekadar persaingan bisnis, melainkan juga pertarungan pengaruh antara dua kekuatan global. Amerika Serikat berupaya menahan kemajuan teknologi China untuk mempertahankan dominasi di bidang AI, militer, dan industri pertahanan. Sementara itu, China bergerak cepat memperkuat industri chip lokal, memperluas kemampuan AI domestik, dan membangun rantai pasok independen dari Barat.

Langkah Beijing menyeret perusahaan seperti Qualcomm dan Nvidia menjadi sinyal bahwa mereka siap melawan tekanan Washington dengan alat kebijakan dan regulasi. Banyak perusahaan teknologi kini berada dalam posisi sulit. Mereka harus menimbang kembali strategi ekspansi global, menentukan posisi di antara dua kutub kekuatan, dan merancang ulang pasokan teknologinya. Ketidakpastian ini diperkirakan akan terus membayangi industri semikonduktor dalam beberapa tahun ke depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *